Kesehatan mental merupakan aspek penting dari kesejahteraan kita secara keseluruhan, namun hal ini sering diabaikan di masyarakat Asia Selatan. Ada krisis kesehatan mental yang diam-diam terjadi di komunitas-komunitas ini karena adanya tabu dalam membicarakan kesehatan mental, yang sering kali dianggap bukan masalah nyata. Masalah kesehatan mental bisa dianggap sebagai tanda kelemahan atau mempermalukan keluarga, dan seringkali agama dianggap sebagai solusi untuk menyembuhkan kesehatan mental.

Selain tabu dan stigma seputar kesehatan mental di komunitas-komunitas ini, tekanan untuk mempertahankan kekuatan dan kesuksesan semakin berkontribusi terhadap krisis yang diam-diam ini. Ada gagasan umum untuk menjunjung tinggi peran gender tradisional dan memenuhi ekspektasi masyarakat, sehingga menyebabkan individu menekan emosinya dan menderita dalam diam. Norma budaya ini memberikan tekanan besar pada individu untuk menyesuaikan diri dengan standar pencapaian yang kaku, sehingga menimbulkan perasaan tidak mampu, stres, dan kecemasan.

Ketergantungan pada agama sebagai satu-satunya solusi terhadap masalah kesehatan mental dapat semakin melanggengkan isu-isu tersebut. Meskipun iman dan spiritualitas dapat memberikan kenyamanan dan dukungan, menghubungkan tantangan kesehatan mental dengan kekurangan spiritual secara eksklusif dapat menghalangi individu untuk mencari bantuan profesional dan menerima perawatan yang tepat.

Penting untuk menyadari bahwa krisis kesehatan mental yang terjadi secara diam-diam ini tidak hanya berdampak pada individu tetapi juga memiliki implikasi yang lebih luas terhadap kesejahteraan komunitas secara keseluruhan. Untuk memperingati Bulan Kesehatan Mental BIPOC tahun ini, kami menyadari pentingnya budaya, komunitas, dan koneksi dalam konteks kesehatan mental Asia Selatan. Komunitas-komunitas Asia Selatan telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa, dengan memanfaatkan semangat kolektif dan warisan budaya mereka. Dengan memupuk budaya, komunitas, dan koneksi, serta mencari bantuan, masyarakat Asia Selatan tidak hanya dapat menyembuhkan diri mereka sendiri tetapi juga berkontribusi terhadap penyembuhan dan ketahanan komunitas mereka. Penekanan pada koneksi ini adalah alat yang ampuh dalam mengatasi tantangan unik kesehatan mental yang dihadapi komunitas Asia Selatan.

Untuk meletakkan dasar bagi perubahan, ada beberapa langkah penting yang dapat diambil oleh individu dan komunitas untuk mengatasi masalah ini dan memprioritaskan kesehatan mental serta membuat perbedaan nyata.

1. Hilangkan tabu seputar kesehatan mental – atau setidaknya mulailah percakapan.

Tabu seputar kesehatan mental dapat menghalangi seseorang untuk mencari bantuan saat mereka sangat membutuhkannya. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan ruang aman di mana individu dapat berbicara secara terbuka tentang masalah kesehatan mentalnya tanpa takut dihakimi atau distigmatisasi. Jangan gunakan bahasa klinis yang membingungkan karena orang Asia Selatan lebih nyaman dengan kata-kata seperti “stres, kecemasan, atau kelemahan” dibandingkan istilah medis seperti “depresi berat” dan “psikosis”.

2. Mendidik individu tentang kesehatan mental.

Banyak orang Asia Selatan mungkin tidak memahami tanda dan gejala penyakit mental atau tidak tahu cara mencari bantuan. Dengan mendidik individu tentang kesehatan mental, kita dapat memberdayakan mereka untuk mengenali kapan mereka atau orang yang mereka cintai membutuhkan dukungan dan mencari bantuan bila diperlukan. Temukan sumber daya di perangkat Bulan Kesehatan Mental BIPOC Amerika Kesehatan Mental.

3. Meningkatkan akses terhadap sumber daya kesehatan mental.

Di banyak komunitas di Asia Selatan, mungkin terdapat kekurangan akses terhadap sumber daya kesehatan mental, atau individu mungkin tidak tahu ke mana harus pergi ketika membutuhkan bantuan. Oleh karena itu, penting untuk menyediakan layanan kesehatan mental yang sesuai dengan budaya, dapat diakses dan terjangkau oleh semua individu, tanpa memandang latar belakang atau situasi keuangan mereka. Penting juga untuk menyampaikan informasi dalam bahasa yang dapat menjangkau semua khalayak.

4. Melibatkan masyarakat dalam inisiatif kesehatan mental.

Masyarakat dapat berkumpul untuk membentuk kelompok pendukung atau mengadakan acara untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental. Hal ini dapat membantu menghilangkan stigma seputar kesehatan mental dan mendorong individu untuk mencari bantuan ketika mereka membutuhkannya.

Penting untuk menyadari bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan penting bagi setiap individu untuk memprioritaskan kesejahteraan mental mereka. Dengan menormalkan kesehatan mental, mendidik individu, meningkatkan akses terhadap sumber daya kesehatan mental, dan melibatkan masyarakat dalam inisiatif kesehatan mental, kita dapat berupaya mengatasi krisis kesehatan mental yang diam-diam terjadi di komunitas Asia Selatan. Kita harus memprioritaskan kesehatan mental dan menciptakan budaya yang menghargai dan mendukungnya.

Nishat Uddin, MPH, adalah pendiri Kesehatan Gadis Coklat.

Source :mhanational.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *